“Duh, bagaimana nanti kalau aku susah berbaur dengan teman-teman baru? Beda negara, bahasanya beda, dan bahasa Inggrisku kan ngga lancar!”
Pertanyaan itu terus mengusik sejak aku bangun pagi pada 11 Juni 2015. Pasalnya, pada jam 11 siang, seluruh peserta Air Asia Blogger Community yang hadir dari 12 negara akan berkumpul jadi satu di lantai 12, di hall Eastin Grand Hotel Shatorn Bangkok. Seluruh peserta yang jumlah totalnya kurang lebih 100 orang, dibagi menjadi 13 kelompok secara acak. Ke-12 negara itu adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Myanmar, China, Vietnam, Taiwan, Jepang, dan Korea.

13 kelompok yang anggotanya diambil secara acak dari berbagai negara ini akan mengikuti kegiatan Rally sebagai inti dari acara 2nd Anniversary of Air Asia Blogger Community tahun 2015 di Bangkok. Ada tantangan yang harus diselesaikan setiap kelompok. Tantangannya adalah hunting foto selfie (Photo Hunt) dengan 5 tema berbeda, yaitu makanan (Thai Food), kuil/temple (Thai Shrine), sesuatu yang Thailand banget (Thainess), surga belanja (Thailand Shopping Paradise), dan sesuatu tentang Air Asia.
Setiap 1 tantangan yang berhasil diselesaikan akan mendapat 20 poin, dan kelompok yang tercepat menyelesaikan tantangan akan mendapat tambahan 20 poin. Foto-foto selfie hasil hunting tersebut harus diposting di instagram oleh satu orang dari setiap kelompok dengan hashtag yang telah ditentukan, agar mudah dikontrol oleh tim juri.

Suasana sudah ramai ketika team Indonesia memasuki ruangan acara. Kami langsung melakukan registrasi dan mendapat name tag, souvenir dan kaos seragam peserta. Dalam name tag yang kudapat, terlihat ada angka 8 yang menandakan bahwa aku masuk dalam kelompok 8 dalam acara Rally Photo Hunt.
Kelompok 8 terdiri dari 6 orang dari 5 negara berbeda, yaitu aku dari Indonesia, ada Eugene dari Air Asia Malaysia, Tom (blogger Malaysia), Rosie (blogger Vietnam), Khong (blogger Thailand), dan Lee (blogger China).
Deg-deganku mulai hilang ketika berkumpul dengan mereka. Ternyata yang menjadi kekhawatiranku tidak terjadi. Teman-teman baruku di kelompok 8 ini sangat ramah dan komunikatif. Terutama Eugene yang punya tampang mirip Daniel Mananta. Ngga cuma ganteng, tetapi dia juga peka.

“OMG! Noe, are you pregnant?” Tanya Eugene ketika ia melihat perut gendutku. Aku hanya mengangguk dan tersenyum, mengisyaratkan bahwa aku baik-baik saja.
“Is it OK for you doing rally?” Tanyanya lagi.
“Sure! it’s OK, Yujin (Eugene), don’t worry!” Aku mencoba meyakinkannya sekali lagi.
“OK, we’ll do it slowly, and I’ll take care of you.” Ujarnya sambil memegang pundakku.
Aiih, Eugene ini so sweet sekali. Haha… Bahkan setiap kali kami harus berlari, ia menggandeng tanganku. Ia bertindak seperti body guard yang selalu sigap menjagaku, terutama di keramaian.
“Excuse me! Excuse me! Pregnant woman here!” Teriak Eugene untuk mengusir para peserta #AABC2015 ketika kami berjubelan mengantri di depan pintu lift.
Aku jadi ikutan gila. Sekalian saja kutunjukkan perut buncitku kepada semua agar diberi jalan. Ada untungnya juga, kami jadi bisa selangkah lebih cepat meninggalkan hotel untuk hunting foto.

Khong, yang blogger asli Thailand mengajak kami ke Siam. Menurutnya, semua yang dibutuhkan ada di sana. Kami memilih moda transportasi MRT untuk menuju Siam dari hotel. Kebetulan, Eastin Grand Hotel terhubung dengan BTS Surasak (Stasiun MRT Surasak), dan BTS Siam hanya berjarak sekitar 4 stasiun saja dari Surasak.
Oya, untuk keperluan Rally ini setiap kelompok dibekali uang sebanyak 1.500 THB, dan kartu MRT pass senilai 200 THB untuk masing-masing peserta. Tetapi peserta dibebaskan untuk memilih moda transportasi apa saja, yang penting uang yang sudah diberikan harus cukup untuk keperluan transportasi dan membeli makanan.
Eugene mulai beraksi lagi ketika kereta MRT yang kami tumpangi hampir tiba di Siam. Dia berdiri di belakangku, dan mulai berteriak, meminta penumpang lain untuk minggir dan memberi jalan kepada ibu hamil. Tepat ketika kereta berhenti, dan pintu terbuka, Eugene menggandeng tanganku dan mengajak berlari. Aku mengikutinya berlari.
Aku bukan tak peduli pada kehamilanku, hanya saja aku yakin aku cukup kuat untuk melakukan ini.
Kami berlari masuk ke dalam Siam Paragon Mall, untuk hunting makanan khas Thailand di food court. Tetapi dalam perjalanan menuju Food court, kami tertarik untuk selfie dengan patung Mc. Donald yang unik. Jika di negara lain patung Mc. Donald dibuat sedang duduk santai di bangku panjang, di Thailand patung Mc. Donald dibuat dengan pose sawadi (salam khas Thailand). Kami rasa ini cocok untuk tantangan #Thainess.
Sesampainya di food court, kami membeli 2 makanan khas Thailand, yaitu Som Tam & Phat Thai. Som Tham adalah rujak khas Thailand yang dibuat dari mangga yang belum masak, dirajang dan disiram kuah cabai yang pedas. Selain mangga, dalam som tam ada wortel, toge, kacang goreng & udang. Di lidahku, som tam ini rasanya seperti acar/asinan pedas.
Sedangkan phat thai adalah kwe tiaw dengan sea food khas Thailand. Ini sih kesukaanku. Yummy!
Usai membuat foto selfie dengan #ThaiFood dan menandaskannya, kami lalu berlari menuju Wat Pathumwanaram Ratchaworawihan, sebuah kuil yang jaraknya sekitar 100 meter dari Siam Paragon Mall. Tetapi belum juga sampai di kuil, kami melihat tuktuk & foto raja Thailand yang menarik untuk dijadikan background foto #Thainess.
Begitu juga dengan fresh juice yang menggoda. Kami memutuskan untuk membeli minum terlebih dahulu sebelum berlari lagi ke kuil. Aku memilih juice delima (pomegranate) untuk tenggorokanku yang kemarau. Rasanya manis, asli enak karena tanpa tambahan gula. Setelah meneguk habis jus kami masing-masing, kami berlari lagi menuju kuil dan membuat foto selfie untuk tantangan foto #ThaiShrine.
Anehnya, setelah dari kuil, kami kembali lagi ke Siam Paragon Mall untuk menuju Kidzania. Di sana ada something about AirAsia untuk tantangan foto selfie dengan hashtag #NowEveryoneCanFly. Kalo difikir-fikir, kenapa ngga sekalian tadi ke kidzania dulu baru ke kuil? Biar ngga bolak balik. Tetapi karena aku ngga faham medan, ya ikut aja.
Terakhir, kami keluar lagi dan selfie di depan gedung Siam Paragon Mall untuk tantangan foto #ThailandShoppingParadise. Dan karena dalam tantangan rally ditegaskan bahwa kami wajib membuat foto selfie seheboh mungkin, maka semua sepakat untuk melompat saat selfie. Disitu aku merasa senang. Eah, kok senang? Iya, wong diperhatiin cowok kece. 😀 haha.
“Noe, you don’t need to jump. Just please, don’t!” Kata Eugene sambil mengacungkan jari telunjuknya.
Aku mengangguk tanda setuju agar dia tenang. Tetapi kenyataannya aku tetap ikut lompat. Meskipun hasil fotonya malah jadi panjang-panjang semua kakinya, ngga kelihatan lompatnya.
“Noe, I have told you to don’t jump!” Eugene mengomeliku sambil me-melotot-kan matanya yang sipit. Aku tertawa.
“It’s OK, Yujin. I’m alright!” Jawabku ngeyel.
Lega rasanya sudah menyelesaikan 5 tantangan photo hunt. Tetapi perjuangan belum usai. Kami masih harus kembali ke hotel dan harus menjadi yang tercepat untuk menjadi pemenang. Walhasil kami harus lari lagi kembali ke stasiun MRT Siam, naik kereta lagi ke Surasak, masuk hotel, naik ke lantai 12, dan melapor ke panitia.
Phew! Adrenalin kami lebih terpacu di perjalanan pulang ini. Karena ternyata ada beberapa kelompok lain yang satu kereta dengan kami menuju hotel. Kami harus berlari lebih cepat agar tidak keduluan. Naik dan turun tangga sambil lari itu cobaan terberat. Jujur saja aku hampir jatuh terjungkal di stasiun Surasak. Tetapi Alhamdulillah aku bisa segera menyeimbangkan diri. Kalau tidak, entah apa jadinya.

Belum lagi ketika berdesakan di dalam lift. Saat hendak keluar lift begitu sampai di lantai 12 hotel, aku tergencet dan sulit keluar. Dan sedihnya, saat masuk hall di mana panitia stand by menunggu peserta, sudah ada 2 kelompok lain yang lagi leyeh-leyeh istirahat. Which is mean that our group is not the first who finished the rally challenge! Hiks…hiks…!
Ditambah lagi, kelompok kami datang berbarengan dengan kelompok 10, dan kami memiliki catatan waktu yang sama, yaitu tiba pada jam 1.09 siang waktu Bangkok. Harapan untuk menang pun pupus sudah. Tapi tak apalah, at least kami sudah berusaha melakukan yang terbaik.
Kalau dihitung-hitung, kami menyelesaikan tantangan ini hanya dalam waktu 1 jam, karena kami start mulai jam 12-an. Padahal panitia memberi waktu sampai jam 5 sore. Aku kira, panitia ingin kami menikmati rally dengan santai, menikmati keindahan dan pesona wisata Bangkok sambil saling berkenalan dengan teman-teman baru dari berbagai negara berbeda. Tetapi kenyataannya, semua malah antusias berkejaran dengan waktu. Walhasil kamera digital yang kubawa-bawa ngga banyak kupakai.
Tetapi ada untungnya juga bisa menyelesaikan tantangan lebih cepat. Usai rally, kami menggunakan sisa waktu untuk makan siang bersama, dengan sisa uang yang diberikan oleh panitia. Kali ini kami jalan lebih santai, dan ramai-ramai dengan kelompok lain. Tempat makan tujuan kami adalah MBK Food Island, sebuah food court di salah satu mall besar yang ada di Bangkok.
Ok, ini lah saatnya jika ingin menikmati Bangkok!
Waaa seru ya mbak. Itu diseleksi atau memang mendaftar ke Air Asia. Seru banget ketemu teman – teman baru 😀
Hi Putri, aku dihubungi via email utk join AABC2015 krn pernah menang lomba blog air asia. Semangaat yuk ngeblognya, moga dpt rejeki berkah utk kita semuaa..
Seruuuu! Btw nyantai aja soal kendala bahasa mah, pasti endingnya kita bakal punya English auto mode on, kan? Hehehe 😉
Iya, english auto mode on itu… Semacam bahasa tubuh ya, wkwkwk…
Ngebayangin dirimu lari-lari sambil bawa the unborn baby itu …. speechless !
BTW, seru ceritanya mak Noe 🙂
Aahihihi… Don’t try this at home ya.. 😀 makasiii sdh mampiir
Kereeen… Bagaimana cara untuk mengikuti Air Asia Blogger Community mba?
Tunggu kabar selanjutnya dari Air Asia yaa, semoga coming soon utk komunitas blogger AA di Indonesia 🙂
Ga kebayang bumil lari2 dah naik tangga segitu banyaknya, ga trrasa capek pasti ya mak coa acra n temennya seru abis. Selamat ya bumil jadi ambasadornya air asia. 🙂
hihi.. capek si tetep cuma ngga dirasa, iya temen2nya seru abiiss. hihi.. makasiih ya, bkn ambasador sii, beruntung aja dpt rejeki 🙂
Bacanya jadi berkaca-kaca gitu. Bukan sedih, tapi gimana, ya? Ngebayangin nurul lari-lari sambil pamerin perut ndutnya hahahaha.. Keren ah! 🙂
Wkwkwk… Ada untungnya juga sih ibu hamil mah banyak yg iklas ngalah :))
baca postingan ini gimana gitu 🙂
seru mbak, berasa ikutan langsung
he he he
eugene ga mirip daniel mananta tapi sekilas kayak ibnu jamil
Waduuh, ibnu jamil siapa tuuh.. Aku gk kenal. Haha.. Makasih udah mampir yaaa
Aku bacanya sampe ngos-ngosan tapi seruuuuu banget. Ngebayangin ibu hamil lari-larian, berasa banget begahnya ^___^ you’re very awesome
Mihihi… Jgn ditiru pokoknyaa, krn kondisi setiap ibu hamil kan beda2 😉
farm trip gini yag kadang bikin ngga bisa menikmati tripnya ya… tapi ngga apa2 deh selama gretong ya kak
Hihi, waktu di luar rally kan lumayan luang bang, jd bs tetep nikmatin jln2 di Bangkok. haha
mbak nurul noe ini emang keren deh, traveller sejati, asiknya bisa kumpul sesama blogger dari berbagai negara
Bertemu teman baru emang seru mba, ngga cuma tmn2 dr negara lain, ketemu blogger kece macem dirimu jg pengalaman yg mengesankan bgt lo 😉
Seru abis Mak Noe. Semoga tetap kuat sampai balik ke Indonesia.
Udah pulang lagi ini, udah balik kerja pabrik lagi.. Alhamdulillaah 😀 makasiih mak Lina
Bener2 traveling with children ya tapi unborn hahahaaa
Miahaha.. Iya juga, tp klo children berarti bayi membar dong 😀